Cara Mengatur Keuangan Yang Baik dan Benar Plus Cara Mengembangkan Uang

 


Sebagian besar orang mendapati bahwa betapa sulitnya mengelola uang yang mereka miliki. Saat mempunyai gaji pas-pasan, semuanya habis. Saat gaji besar pun, semuanya juga tetap habis tidak bersisa. Penghasilan menguap hilang entah kemana. Jangankan investasi, bahkan dana darurat pun tidak ada. Nah, apa akar dan sumber dari permasalahan ini? Tidak lain tidak bukan adalah rendahnya literasi tentang finansial baik keuangan pribadi maupun keuangan keluarga. 

Philip Mulyana mengambil celah pembahasan yang mampu memberikan cara pandang baru dalam edukasi keuangan. Terlebih ide penulisan buku ini berangkat dari kesalahan-kesalahan yang pernah dialaminya dalam personal finance di masal lalu. Baginya kesalahan-kesalahan tersebut berharga mahal sehingga penulis ingin sharing agar pembaca terhindar dari kesalahan yang sama. Dengan demikian, pembahasan dalam buku ini disusun berdasarkan pengalaman penulisnya sendiri dalam mengelola uang

Terdapat banyak poin-poin penting yang diulas dan golden rules dalam personal finance yang dibeberkan oleh penulis. Berbeda dengan buku keuangan kebanyakan, penulis tidak hanya mengulas cara mengatur uang (managing the money) tetapi juga bagaimana cara menaikkan penghasilan (making more money) dan cara mengembangkan uang yang sudah ada (growing the money). 


Kelebihan dan Keunggulan Buku

- Out of the box. Awal melihat judulnya saya berpikir kalau isinya pasti sama seperti buku mengelola keuangan yang biasa saya baca. Sempat mau membaca koleksi buku lain saja tetapi tetap dibuka sebentar mau lihat-lihat dulu isinya secara garis besar. Wow, pas saya baca malah ketagihan dan makin penasaran. Banyak banget hal-hal baru tentang keuangan yang tidak saya temukan dalam buku keuangan yang sudah saya baca sebelumnya. Ide-ide penulisnya kreatif dan berbeda dari kebanyakan. Penulis mampu melihat suatu hal dari sudut pandang berbeda. 

- Bahasa yang lugas dan non formal jadi lebih "ngena". Mayoritas buku yang saya baca menggunakan bahasa formal atau bahasa Indonesia. Seingat saya, ini pertama kalinya saya membaca buku dengan bahasa sehari-sehari ala ibu kota menggunakan gua lo dan kosa kata sejenisnya. Walau saya tidak terbiasa dengan lo gua, tapi poin-poin yang disampaikan malah jadi masuk ke hati dan pikiran. Bahkan pada beberapa kalimat saya seperti tertampar.

- Pembahasan yang terstruktur dan to the point. Daftar isi merupakan hal pertama yang saya perhatikan ketika melihat sebuah buku. Melihat apakah bab per bab berhubungan atau tidak. Sebab, ada buku yang bab-babnya berserakan saja sehingga susah mengambil benang merahnya. Nah, ketika membuka buku ini saya terkejut kalau daftar isinya terstruktur. Buku ini terdapat 3 bab yang saling berkaitan yaitu make more money, managing the money dan growing the money. Masing-masing bab dibahas lebih rinci lagi dengan sub bab yang mendukung. 

- Ditulis berdasarkan pengalaman. Walaupun di akhir buku penulis mengatakan apa yang disampaikannya adalah teori dan tidak akan berguna kalau tidak dipraktikkan. Sebenarnya, apa yang ditulis oleh penulis berangkat dari pengalamannya sendiri terutama kegagalan dalam mengatur uang. Menurut saya materinya tidaklah 100% teori karena berangkat dari kehidupan nyata sehari-hari. Bukan ditulis berdasarkan referensi semata atau tekstual.

- Ketebalan sedang. Kelebihan lain yang saya suka adalah bukunya tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis juga. Saya tipe pembaca yang sedikit malas membaca buku yang terlalu tebal. Saya suka buku yang ketebalan sedang seperti buku ini dan pembahasannya fokus. Daripada buku tebal tapi pembahasannya melebar kemana-mana, pada hal-hal yang tidak terlalu berkaitan dengan tema.


Kekurangan dan Kelemahan Buku

-  Jangkauan pembaca yang terbatas. Berhubung bahasanya non formal, menurut saya jangkauan pembacanya tidak seluas buku yang memakai bahasa Indonesia formal. Terlebih gaya penuturan dan penulisan yang menurut saya cocoknya untuk pembaca kaum milenial.

Seperti yang saya singgung sebelumnya kalau saya suka dengan gaya penulisannya yang tidak formal dan menurut saya itu salah satu kelebihan. Namun, di sisi lain bisa menjadi kekurangan. Pasti ada sebagian pembaca yang tidak biasa dengan kata-kata gue elo sehingga bukan menikmati malah jadi risih. Terutama jika yang membaca bukunya kaum emak-emak yang tinggal di luar Jabodetabek yang ingin belajar keuangan. 

Tak hanya itu, di dalam buku ini juga banyak diselipin bahasa Inggris. So, cocoknya memang untuk generasi kekinian. Orang yang tidak berpendidikan tinggi atau tidak mengenal bahasa Inggris tentu tidak akan bisa menangkap pesan dari buku ini secara maksimal. Padahal isi bukunya sangat bagus dan menambah wawasan keuangan. 

- Judul di cover yang sama persis dengan buku lain. Ketika saya mengetik di pencarian, kok saya menemukan dua buku ya dengan judul " Personal Finance 101". Sekilas saya pikir satu buku lama dan satu buku yang baru direvisi karena covernya berbeda. Namun, setelah saya perhatikan ternyata penulisnya juga berbeda. 

Buku yang satu lagi dalam bahasa Inggris dan ditulis oleh Alfred Mill dengan judul " Personal Finance 101 : From Saving and Investing to Taxes and Loans, an Essential Primer on Personal Finance". Nah, judul utama memang sama tetapi bab dan pembahasan berbeda. Sebenarnya sih banyak buku yang judul yang sama dan sudah lumrah. Namun, kalau judulnya belum ada dan tidak ada yang sama kesannya lebih kreatif saja bukan?


Kata-Kata Motivasi dan Favorit

- " Nah, kalau kita terjebak dalam sandwich generation, kuncinya memang satu. Bukan banyakin asuransi, bukan banyakin investasi. Tapi banyakin penghasilan. Incomenya dulu yan harus diperbesar. Karena masalah yang harus diselesaikan banyak banget. " (hal.4)

-" Makanya gue sering banget mengingatkan ke orang-orang yang mau belajar personal finance atau money management, jangan lupa naikin income dulu kalau memang masih kurang. Karena kalau duit lu kurang, apanya yang mau di manage, iya kan?" (hal.4)

-"Kalau lo punya pilihan antara income yang sustainable atau income yang instan, lebih baik lo pilih income yang sustainable. Profit saham itu gak sustainable. Bulan ini lo mungkin bisa profit 5 %. Tapi bulan depan bisa jadi lo malah loss 10 %. Gue akan selalu menyarankan lo untuk menaikkan skill yang akan menunjang karier atau bisnis lo dulu sebelum mikirin yang lain-lain. Fokus menaikkan income dulu. Saham, crypto, dan lain-lain bisa dipikirin nanti kalau income lo udah besar." (hal.6)

- " Ketika ngomongin investasi, kebanyakan orang pasti berpikir kalau investasi itu harus ke saham, emas, crypto dan lain-lain. Padahal menurut gue, investasi yang bisa melipatgandakan penghasilan bukan investasi ke aset-aset yang begitu, tapi investasi ke diri sendiri. "( hal.16)

-" Sayangnya, banyak banget yang terhipnotis oleh pesan-pesan bahwa untuk keluar dari keterbatasan finansial, kita harus investasi di aset-aset tadi. Kita jadi lupa kalau kita investasi ke diri sendiri, penghasilan kita akan terus naik dan ujung-ujungnya kita akan punya uang yang lebih banyak untuk investasi saham dan lainnya. " (hal.16)

- " Investasi dengan return tertinggi adalah investasi ke diri sendiri. Kalau lo berhasil naikin penghasilan dan lo tetap menekan living cost (biaya hidup) agar tetap rendah, in the end berarti lo bakal punya duit lebih banyak untuk investasi saham." (hal. 19)

- "Jangan lupa bahwa menjaga kesehatan fisik maupun mental juga bagian dari investasi ke diri sendiri. Karena kalau kesehatan gak dijaga, ya lo gak bakal punya tenaga untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Dan kalau lo udah sakit parah, gue yakin lo gak peduli-peduli amat punya duit puluhan miliar." (hal.21)

- "Membangun side hustle memang gak mudah tapi worth it. Hidup lo akan lebih sejahtera dibanding jika lo hanya bergantung pada satu sumber penghasilan." (hal.31)

- "Percuma punya duit sebanyak apa pun kalau lo gak paham cara mengaturnya." (hal.48)

- " Kita sekolah berapa lama? 12 tahun kan dari masuk SD sampai lulus SMA? Selama itu pernah gak kita diajarkan tentang personal finance, tentang cara mengatur keuangan pribadi? Kalau ditambah kuliah 4 tahun, berarti selama 16 tahun kita benar-benar gak pernah belajar sama sekali tentang personal finance. Ketika sudah bekerja, kita dianggap sudah cukup dewasa untuk bisa mengelola pendapatan. Padahal tanpa ilmu yang cukup kita akan tersesat." (hal.8)

-" Perjalanannya begini, Kita memulai di money management karena itu yang paling krusial. Kalau cashflow kita masih jelek, ya kita benerin dulu. Kalau income kita masih kurang, ya kita naikin dulu. Oke, money management sudah aman, kita lanjut ke risk management. Kita mengumpulkan dana darurat, lalu mencari dan memilih asuransi yang paling tepat dengan kebutuhan kita." (hal.54)


Kesimpulan dan Saran

So, buku ini worth it untuk dimiliki dan dipelajari terutama bagi mereka yang keuangannya masih berantakan. Bagi saya sendiri yang sudah mulai teratur dalam mengelola uang, membaca buku ini menambah wawasan saya. Mampu mengubah mindset saya dalam beberapa hal seperti terkait investasi, golden rule dalam mengeloa uang dan sebagainya. 

Apalagi bagi teman-teman yang saat ini belajar mengelola uang masih di posisi nol, manfaat yang didapatkan dari buku ini pastinya akan lebih jauh besar. Jangan pernah puas belajar, jika pun sudah mampu mengatur uang tetaplah membaca karena semakin banyak membaca ilmu semakin terasa masih kurang. 

Bagaimana Cara Mendapatkan Buku Ini?

Jika teman-teman juga tertarik bisa membeli buku ini disini atau membeli ebook langsung melalui Gramedia Digital. []