( Part 1 ) Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Investasi? Ini 6 Kondisi Tandanya Kamu Sudah Siap Memulai Investasi



Dalam beberapa tahun terakhir khususnya sejak pandemi, iklan investasi makin meningkat. Saat membuka aplikasi pencarian muncul berita investasi. Saat membuka video di Youtube, iklan yang muncul juga investasi. Dimana-mana dibahas soal investasi. Para public figure pun ramai-ramai endorse investasi. Iklan investasi yang dimaksud khususnya secara online seperti saham, reksadana, surat berharga negara, reksadana exchange trade fund, emas dan lainnya.

Masyarakatpun mulai berbondong-bondong mendaftarkan diri pada berbagai produk investasi terutama pasar modal. Merujuk pada Statistik Pasar Modal Indonesia yang dipublikasikan oleh KSEI ( Indonesia Central Securities Depository) pada Februari 2023, sepanjang tahun 2020 hingga 2021 terdapat kenaikan jumlah investor pasar modal sebesar 92, 99 %. Luar biasa bukan? Yup, naik hampir dua kali lipat dimana pada tahun 2020 jumlah investor pasar modal hanya 3. 880.753 naik menjadi 7. 489. 337 pada tahun 2021. 

Nah, kata para motivator keuangan waktu yang tepat untuk investasi adalah sekarang juga. Saat ini, bukan nanti. Lantas, bagaimana cara menyikapi hal ini? 

Satu hal yang jelas, waktu yang tepat untuk investasi bagi setiap orang tidaklah bisa dipukul rata sebab kondisi keuangan dan keilmuan setiap orang juga berbeda. Bagi sebagian orang memaksakan diri untuk investasi saat ini juga bukannya sejahtera tapi justru malah membuat hidupnya makin terjerumus dalam jurang kesulitan. 

Walaupun kampanye investasi muncul dimana-mana serta jumlah investor naik drastis, seseorang tidak harus menelan secara mentah. Jangan pernah memulai investasi karena ikutan tren alias fear of missing out (FOMO). Jika memang sudah tepat untuk investasi maka investasilah. Sebaliknya, jika belum bisa investasi maka tak usah memaksakan diri. Sebab yang namanya investasi tidak hanya menjanjikan return tapi juga dibayangi resiko. Sementara itu, resiko dalam investasi akan ditanggung sendiri. Nah, sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk investasi? Yuk sikapi lebih bijak dan pertimbangkan 5 hal berikut ini :


1. Sudah Memiliki Penghasilan Yang Stabil

Investasi sebaiknya dilakukan oleh mereka yang sudah berada dalam kondisi pemasukan yang stabil. Jangan sampai keuangan masih megap-megap hari besok belum tentu mau makan dengan apa atau masih selalu pusing di akhir bulan belanja dengan apa tapi malah investasi. Memenuhi kebutuhan primer merupakan hal yang utama. Ada orang yang pemasukannya masih kacau tapi berniat benar investasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil instan. Dengan hasil instant investasi tersebut dia malah berharap bisa memenuhi kebutuhan harian. Mindset inilah membuat banyak orang terjebak ingin cepat kaya saja sehingga tak jarang terperangkap dalam investasi bodong. 

Di dunia ini memang tidak ada yang tidak mungkin. Ada orang yang berhasil membuktikan kalau dengan kondisi keuangan memprihatinkan bisa sukses investasi dan mendapatkan capital gain tinggi. Namun, perjalanannya tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Begitu juga persentase orang yang berhasil investasi dalam keadaan tekanan ekonomi tidaklah sebanyak yang dibayangkan. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Ingatlah bahwa investasi itu harus logis dan realistis. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming untung besar tidak masuk akal dalam waktu singkat. Lagipula tujuan awal Investasi itu untuk mengembangkan uang. Bukan shortcut untuk kaya mendadak. Tak heran seorang investor sejati akan mengembangkan hasil investasinya lagi dan lagi hingga puluhan tahun. Kata mereka membuat uang beranak pinak atau berkembang biak selama hidupnya. Namun, bagi seorang pemula tentu harus lebih teliti dan jeli. Apalagi jika penghasilan masih belum stabil. Masih belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. 


2. Sudah Bebas Dari Hutang

Sebagian orang ada yang masih terjebak di dalam lingkaran setan gali lubang tutup lubang tapi sudah sibuk memikirkan investasi. Jika uang di manage dengan baik seharusnya tidak ada bermunculan hutang-hutang konsumtif baru. Jikapun sudah terlanjur punya hutang sebelum belajar mengelola uang, maka membayar dan melunasi hutang adalah prioritas utama dibanding investasi. Lunasi dulu kewajiban hutang yang ada barulah memikirkan mau investasi di produk apa.

Bagi orang awam yang berangkat dari nol, tak sedikit yang termakan investasi dengan cara berhutang entah itu investasi properti, saham, emas, reksadana dan lainnya. Bukannya untung malah buntung karena investasi belum tentu menghasilkan sementara harus membayar angsuran modal beserta bunganya sejak awal meminjamBahkan kadang total bunga pinjaman bahkan jauh lebih besar dari laba investasi itu sendiri

Hasil investasi cuma Rp 5.000.000 tapi bunga hutang pinjaman modalnya mencapai Rp 20.000.000 untuk sekian tahun. Ada yang hasil investasi 0 alias cuma balik modal saja tetapi jika dihitung dengan uang yang dikeluarkan untuk membayar bunga pinjaman hutang modal maka malah mengalami kerugian besar. Kalau begini bukannya investasi namanya tapi menghancurkan keuangan sendiri. 

Oleh karena itu, sebaik-baik investasi adalah dengan memakai uang sendiri, bukan uang hasil hutang. Bagaimanapun menginvestasikan uang sendiri jauh lebih leluasa dibanding uang pinjaman. Menginvestasikan uang sendiri kadang masih ada sedikit kekhawatiran apalagi investasi dari uang hutang dimana tekanan psikologis pasti jauh lebih tinggi. Begitu juga dengan akibatnya. Bila investasi tidak sesuai harapan, hanya sedih uang sendiri yang rugi dan hilang. Jika uang dari berhutang, tak hanya sedih tapi juga akan pusing memikirkan membayar dan melunasi hutang. 

Walaupun ada pihak yang mau memberikan hutang yang bisa dijadikan modal untuk investasi, tidak harus serta merta dimanfaatkan bukan? Investasi dengan hutang cocoknya hanyalah untuk orang-orang profesional bukan orang awam yang memulai dari nol. Orang- orang profesional yang saya maksud adalah orang yang memang sudah berpengalaman dan sangat lihai mengembangkan uang. Return investasi yang bisa didapatkannya bisa menutupi hutang modal beserta beban biaya yang dikeluarkan. Mereka pun sangat berkompeten di bidang investasinya beserta hafal teknik mengukur tingkat resikonya. 


3. Sudah Bisa Mengelola Uang Dengan Baik

Poin penting berikutnya yang harus diperhatikan ketika akan memulai investasi adalah apakah uang yang ada sudah terkelola dengan baik dan benar. Pos-pos pemasukan dan pengeluaran sebuah keluarga sebaiknya sudah tertata rapi sebelum memasuki dunia investasi. Sebab mengelola belanja rumah tangga maupun pribadi lebih utama dibanding investasi. Jika semua belanja bulanan sudah di manage sedemikian rupa maka kondisi keuangan sudah tidak kacau balau lagi. 

Bagaimana akan investasi jika uang belanja bulanan keluarga maupun pribadi belum bisa dikelola alias masih semrawut. Hal ini karena investasi pun membutuhkan manajemen, tidak bisa asal jalan saja. Tak heran ada ilmu tentang manajemen investasi serta manajemen portofolio investasi. Jika seseorang sudah mahir dalam mengatur uang belanja rumah tangga, maka dia pun akan mahir dalam mengatur investasi. Sebaliknya, jika seseorang belum mampu mengelola uang dengan baik, hampir dipastikan modal n hasil investasinya juga tidak akan terkelola dengan baik.

Prinsip pengelolaan uang terbaik adalah setiap pengeluaran dan pemasukan telah tercatat secara rinci. Kemana saja uang dihabiskan serta darimana saja uang didapatkan bisa ditelusuri dan terlihat jelas. Tak hanya itu, idealnya jumlah total pengeluaran adalah jauh di bawah pemasukan alias belanja di bawah budget yang ditentukan. Tidak lagi 'nombok' terus di akhir bulan. Dengan demikian, budget yang sudah dibuat berhasil berlebih. Jika kondisi keuangan sudah begini, membuat alokasi investasi tidak lagi hal sulit. Inilah saatnya mengalokasikan dana untuk investasi yang diinginkan. 


***

(Bersambung )


Catatan: Berhubung tulisan ini agak panjang, demi kenyamanan pembaca maka dibagi menjadi 2 artikel. Jadi, untuk mendapatkan informasi menyeluruh disarankan lanjut membaca artikel berikutnya. Teman-teman bisa lanjut dengan klik postingan ini : (Part 2 ) Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Investasi? Ini 6 Kondisi Tandanya Kamu Sudah Siap Memulai Investasi