Satu Langit dan Udara
Sepi, sepi nian meski bernyanyi
Didera menunggu hari
Senyap keliling menambah sunyi
Sendiri di bawah langit ini
Mendung hari tak bernyawa
Seperti tertarik ke langit seberang
Biarlah gila
Gila tak tampak dalam senja
Bersatu jiwa tanpa menyentuh raga
Biarlah langit dan udara berbeda
Sementara merajut asa
Bilamasa tiba
Tuhan mendengar rintihan hamba
Kelak di bawah satu langit itu nyata.
FZ
Pulau Dewata, 13 Mei 2016
* Image source click here
0 Response to "Satu Langit dan Udara"
Posting Komentar